28 Agustus 2007

Java sebagai Solusi

Jika membaca Body dan Header dan Penulisan Header File yang baik membuat anda kesulitan menggunakan C, jangan khawatir, java bisa menjadi solusi tepat untuk kemalasan anda berpikir, tapi yang jelas selalu ada trade-off.

Somehow, entah bagaimana Java melakukan enkapsulasi/pembungkusan kerumitan hal-hal yang rumit dalam C, jadi santai aja! Sama dengan jika menggunakan IDE dalam memprogram C/C++, buat dari wizard, klik run, alakazam!,

hello world

Java sebagai bahasa murni OO merupakan bahasa terkini yang terpopuler. Setelah OO dinobatkan sebagai panasea atas segala penyakit dunia pemrograman, bahasa ini seakan merajai jagad opensource. Opensource saja? Sebagai bahasa yang jalan diatas virtual machine java dengan hasil kompilasi berupa byte code secara teoretis program dengan java selalu bisa didekompilasi, berarti source code selalu bisa dibuka, kecuali program dibuat acak adul penuh dengan komentar yang menjelaskan keberantakannya maka pengguna dekompiler akan pusing 7.68 keliling(0.68 adalah konstanta ketidak pastian, dinyatakan pertama kali oleh pakar Indonesia bidang keahlian baru IT; superficial intelligence, r sapatuhnamanya). Bagaimanapun juga komentar tidak dikompilasi, maka tidak pula dapat di restore dengan decompiler. Namun tentunya tidak akan pernah ada pelajaran bagaimana memprogram yang buruk sehingga sulit dimengerti orang lain, jika ada please drop me a line or some!
Program mahal/eh super mahal ding ERP semacam SAP yang ditulis dengan java pun seringkali didekompile oleh programmer malas yang nggak mau/nggak mampu baca spesifikasi/dokumentasi SAP(atau jangan-jangan mungkin kualitas dokumentasi SAP memang awful).
Fenomena kontroversi Java dan bahasa nenek moyangnya mungkin seperti saat Linux mempunyai GUI. Orang2 kolot menganggap bahwa command line adalah state of the art, sehingga hanya amatir saja yang pake GUI. Ya bagaimanapun juga cita-cita linux kan Linux untuk semua, profesional pun amatir pun ignorant. Sedikit demi sedikit cita-cita ini mulai dicapai dengan GUI. Analogi di bahasa pemrograman programmer assembly merendahkan C, programmer C merendahkan Java dst. Pun Java mungkin berusaha mewujudkan pemrograman untuk semua, selain juga mendukung ide kalangan struktural (Niklaus Wirth) yang menganggap C pun turunannya C++ adalah bahasa yang gagal menjaga struktur. Lihat kajian ttg bahasa ketat type.
Anda merendahkan programmer bahasa apa?
Deposuit potentes de sede et exaltavit humiles.
Saya yakin semuanya mempunyai tradeoff. Saya de jure memilih C, merendahkan java. Tapi de facto rilis produk saya yang pertama saya buat dengan Java. Terbukti bahwa Java memungkinkan menulis program dengan cepat, IDE gratisan yang berlimpah, support dan potongan kode program yang berlimpah di internet. Dengan C hmm, mampus deh.

Mungkin untuk ke depan saya memang harus mengubah paradigma dan mengikuti kata-kata Achmad Aidit 40an tahun yang lalu "Java adalah kunci". Namun demikian artikel klasik kontra java "Perils of Java School" harus dibaca.

Tidak ada komentar: